Jumat, 27 Januari 2017

Dosa besar (bagian 1)

DOSA BESAR
 (BAGIAN 1)
1.              Menyekutukan Allah (Syirik)
Add caption

   Syirik menurut bahasa adalah persekutuan atau bagian. Sedangkan menurut istilah agama adalah mempersekutukan Allah dengan selain-Nya.
Syirik merupakan dosa yang paling besar diantara dosa-dosa yang lain, karena jika seseorang telah melakukan dosa syirik Allah tidak akan mengampuninya.
Sesuai dengan firman-Nya :


Artinya : “ Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni orang yang menyekutukan-Nya dan (Tuhan) mengampuni dosa selain itu bagi orang yang dikehendaki oleh-Nya.......”
(QS. An-Nisa : 48)

Allah SWt juga berfirman :


                      


Artinya : “.......Sesungguhnya syirik itu adalah suatu kezaliman yang sangat besar.”
(QS.Luqman : 13)

Dampak dari perbuatan syirik adalah sebagai berikut :

Perbuatan Zalim
   Berbuat syirik berarti mendasarkan sesuatu yang tidak berhak kepada yang berhak, yakni Allah, dan itu merupakan kezhaliman yang paling besar.
Allah SWt berfirman :
"Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar"
QS. Luqman: 13
Dosa tak diampuni
Allah tidak akan mengampuni orang yang berbuat syirik kepadaNya, jika ia meninggal dunia dalam kemusyrikannya, maka ia akan ditempatkan kedalam neraka dan kekal didalamnya.
Sebagaimana firman Allah Swt :
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar"
QS. An-Nisa: 48
Tempatnya di Neraka
Seorang yang melakukan kesyirikan maka diharamkan baginya surga dan ia akan ditempatkan ke dalam neraka, ia akan disiksa dengan siksaan yang pedih
Sesuai dengan firman Allah SWt :
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan Surga kepadanya, dan tempatnya ialah Neraka, Tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun"
QS. Al-Maidah: 72
Menghapus pahala
Orang yang melakukan perbuatan syirk maka pahala yang telah diberikan kepadanya akan dihapus oleh Allah SWt dan sia-sialah amalan yang telah dikerjakannya.
Sesuai firman Allah :
"Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan"
QS. Al-An'am: 88


2.              Membunuh Orang Dengan Sengaja
Mengenai hal ini Allah SWt. berfirman :






Artinya : “Barangsiapa yang membunuh orang yang beriman dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka Jahanam, ia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutuknya serta menyediakan azab yang besar baginya.”
(QS. An-Nisa : 93)

   Orang yang membunuh orang dengan sengaja tanpa alasan yang jelas, maka ia akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan kekal di dalam azab itu. Kecuali, orang-orang yang mau bertobat dan beriman, sesuai dengan firman AllahSWt. :
 
....جَمِيعًا                   



Artinya : “Oleh karena itu, kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa yang membunuh manusia bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan orang itu membuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia semuanya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya......”
(QS Al-Maidah 32)
                                 
  
3.              Sihir

   Sihir disini adalah tata cara yang bertujuan untuk merusak rumah tangga orang lain atau menghancuran manusia dengan jalan minta bantuan pada setan. Hal ini merupakan perbuatan yang dilarang dan dosa besar.
Sebagaimana firman Allah SWt :

Artinya : “Dan mereka mengikuti apa yang dibacakan oleh setan-setan pada masa kerajaan sulaiman ( dan mereka mengatakan, bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir). Padahal Sulaiman tidka kafir dan (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babil, yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan : ‘Sesungguhnya kami hanya cobaan  (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir’. Maka, mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu ahli (sihir) yang tidak memberi madarat dengan sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Sesungguhnya mereka yang telah meyakini, bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.”
(QS Al-Baqarah : 102)
          Banyak perbuatan yang tergolong sihir namun orang tidak mengetahuinya misalnya  menceraikan seseorang dari istrinya atau memikat seorang perempuan kepada seorang laki-laki dengan menggunakan jampi-jampi, supaya jatuh cinta kepadanya, demikian pula perbuatan seseorang yang dapat mendatangkan keuntungan baginya atau kerugian bagi orang lain dengan cara memakai jampi-jampi. Sihir itu hukumnya kufur, sebagaimana sabda Nabi :
                    حَدُّالسَّاحِرِضَرْبُهُ بِالسَّيْفِ
Artinya : “Hukuman bagi tukang sihir itu ialah dipenggal dengan pedang.”
(HR. Turmudzi).
Ibnu Mas’ud meriwayatkan hadist marfu’ sebagai berikut :
                    لرُّقَي وَالتَّمَائِمَ وَالتِوَلَةَشِرْكٌ
Artinya : ”(Sesungguhnya) jampi-jampi, jimat-jimat dan tiwalat itu adalah termasuk syirik.”
(HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Maksud dari lafal Ruqayyah ialah memohon kekuatan pada kekuatan alam. Adapun Tama’im ialah benda-benda tertentu yang dipercayakan dapat menolak diri dari gangguan makhluk halus. Sedang tiwalat adalah sejenis sihir yang dipergunakan untuk mengubah seorang perempuan hingga tergila-gila (cinta) kepada seorang laki-laki.
Jadi, semua alat dan perbuatan yang diyakini mempunyai pengaruh kekuatan diluar kekuatan Allah adalah termasuk syirik. Tetapi kalau ucapan-ucapan itu sifatnya memohon pertolongan kepada Allah dengan jalan membaca ayat-ayat Al-Qur’an adalah boleh.