Mengenal Allah bisa disebut dengan Ma’rifatullah.
Ma’rifatullah itu sendiri berarti meyakini dengan sepenuh hati tanpa adanya
keraguan terhadap Dzat Yang Maha Kuasa yakni Allah Swt.
Menurut Imam Ghazali Ma’rifatullah berarti
memandang wajah Allah. Yang dimaksudkan memandang Allah bukanlah melihat dengan
mata telanjang, namun melihat dengan kalbu. Sebab tidak mungkin indera manusia
dapat menembus kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Indera manusia memiliki
keterbatasan dan memiliki banyak kelemahan olehnya sangat mustahil jika indera
yang lemah ini dapat melihat Allah Dzat Yang Maha Sempurna.
Ali
bin Abi Thalib pernah ditanya, “Wahai Amirul Mukminin, apakah engkau menyembah
apa yang kau lihat atau yang tak kau lihat.” Jawab Ali : “tidak, bahkan aku
menyembah apa yang aku lihat, namun bukan dengan mata tetapi dengan penglihatan
kalbu.”
Namun,
meskipun manusia tidak dapat melihat Allah Swt, tetapi manusia dapat merasakan
tanda-tanda keberadaan Allah Swt, yaitu dengan melihat alam semesta ini yang
telah diciptakan Allah Swt.
Ma’rifatullah adalah tingkatan yang paling
tinggi dari keimanan seseorang. Untuk mencapai Ma’rifatullah ini, seseorang
harus memahami mengenai akidah, ubudiyah, dan akhlakul karimah yang benar
menurut sudut pandang agama. Jika seseorang telah memahami semua itu, maka ia
akan memperoleh keyakinan yang dalam dan kemudian akan mengantarkannya kepada
derajat keimanan yang paling tinggi yang merupakan puncak dari Ma’rifatullah.
Oleh
sebab itu, memahami Ma’rifatullah itu sangatlah penting dikarenakan alasan
berikut:
1.
Berhubungan
dengan obyeknya, yaitu Allah Swt. Seseorang harus memahami wujud Allah Swt
sebagai Sang Maha Pencipta, memahami asma dan sifat-sifatNya. Tanpa pemahaman
tersebut mustahil kita dapat meyakini wujud Allah dengan dasar yang kuat dan
kebenaran yang sejati.
2.
Berhubungan
dengan manfaat yang diperoleh. Manfaat itu adalah meningkatkan iman dan takwa.
Semakin kuat pemahaman seseorang mengenai Ma’rifatullah, maka ia akan memperoleh
tingkat keimanan yang paling tinggi. Ia tidak hanya menemukan keyakinan sejati,
tetapi juga ia akan merasakan lezatnya iman, merasa dekat dengan Sang Pencipta
yakni Allah Swt. dan pada akhirnya ia akan mencapai derajat waliyullah (kekasih
Allah) yang sudah pasti orang yang mencapai tingkat keimanan tersebut akan
mendapat kebahagiaan yang hakiki baik di dunia lebih-lebih di akhirat.
Demikian
pembahasan mengenai Ma’rifatullah, semoga apa yang dipaparkan di atas dapat
bermanfaat bagi orang banyak, dan semoga kita bisa mengamalkannya untuk
mencapai derajat Ma’rifatullah dan bisa merasakan lezatnya sebuah keimamanan.
Aamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar